Kepada Staisun TV Uruguay, RR Gol, pada Selasa, 17 Juli 2012, Suarez mengungkapkan dia telah diperintahkan oleh Liverpool untuk tidak kembali membicarakan kasus tersebut.
Suarez dinyatakan bersalah setelah melakukan pelecehan rasisme terhadap bek Manchester United, Patrce Evra, pada Oktober lalu sehingga dia dilarang tampil delapan laga.
Suarez kembali melakukan tindakan kontroversial ketika keduanya kembali bertemu untuk pertama kalinya setelah kasus itu. Penyerang asal Uruguay itu menolak menjabat tangan Evra sebelum laga. Akan tetapi, Suarez menegaskan itu cuma salah paham.
“Itu salah paham. Apa yang terjadi antara saya dan Evra di Old Trafford ketika kami berjabat tangan,” kata Suarez.
“Bahkan, saya pikir itu semua diatur terhadap saya lagi, seperti yang terjadi dengan hukuman saya.”
Suarez mengaku dirinya semakin terpojok setelah sejumlah media di Inggris menampilkan foto ketika dia menolak untuk menjabat tangan Evra. Padahal, menurut Suarez, bukan seperti itu kejadian yang sebenarnya.
“Media di Inggris menunjukkan saat ketika aku lewat di depannya, tetapi mereka tidak melihat bahwa tangan dia berada di bawah saya lebih dahulu. Hanya media di Uruguay dan Spanyol menunjukkan bahwa saya ingin menjabat tangannya,” ujar penyerang berusia 25 tahun itu.
“Orang-orang di klub yakin bahwa itu adalah cara yang digunakan untuk Manchester United mengeluarkan saya dari tim dan menghentikan Liverpool. Namun di Inggris, Manchester United memiliki kekuatan politik. Anda harus menghormati itu dan menutup mulut Anda,” ujar pemain bernama lengkap Luis Alberto Suarez Diaz itu.
Suarez pun menyimpulkan The Red Devils punya "kekuatan politis" di Liga Primer Inggris untuk menjatuhkan lawannya. Terlebih Liverpool merupakan musuh bebuyutan Manchester United. tempo
0 comments:
Post a Comment